Tubuhnya semakin hari semakin kesal tak terarah, alam fikirannya ada pada dosis kebingungan yang dashyat. Tubuhnya semakin liat tak menentu, turun naik bagaikan cacing kepanasan. Kaki yang ingin terus bergerak mengayunkan kepastiannya untk tetap berjalan kehadapan, namun arah tak memberi jawaban.
Akhirnya berputar pada radius yang bahkan tak dikenal oleh akal. Tangan bergemetaran dengan percepatan yang menyebalkan. Seakan semua akan terus berada pada genggaman, bingung kiri dan kanan tak saling berkompromi, berputar-putar bagai tornado di siang hari, berjalan pada jejak yang sama, monoton, pandangan samar-samar, matahari seperti sama dari 7 masa, tak sedikitpun tertangkap oleh fikiran, kaki tak jejak ke tanah, tangan tak tersentuuh dan mengantung di tengah-tengah keabu-abuan alam fikiran. Gerakan dan gertakan seakan semua sama.
Kemanakah arahnya?, kemanakah cahayanya?
Anak panah sama sekali tak megarahkan, tak bergeming suara malam dan siang, terkadang mencekam. Kebermanfaatan pasang surut cahaya semangat layaknya kehilangan sumber daya, mati tidak hidup pun tidak. Tangannya sudah bekerjasama dengan akal, mencoba membolak-balik detail itu. Seolah-olah akan ada yang memberi tau disana. Bola mata bahkan enggan untuk berhenti dan bersembunyi. Siaga setiap saat, selalu mencari kepastian, dimana ia harus menetap. Dan pada akhirnya tak pula ia menginstruksikan hasil yang memuaskan. Ada perbedaan istilah dalam pandangan, entah bagi yang memandanganya.
Telinga juga merupakan pintu arahan, mereka bekerjasama, mencari tau, menyerap apa yang ada, memastikan hingga tidak ada hal yang salah. Menjadikan jawaban yang benar dan bisa juga tidak benar, entahlah dengan siapa ia berdiskusi. Mulut yang berbisa terus maju mundur, takut tertusuk namun takut juga membusuk, ketika keluar maka akan ada sejuta kemungkinan peluang dan ancaman, namun apabila bersembunyi, semua tak berguna, taka da bukti yang dapat ditampilkan, menjadi pengaruh yang luar biasa disana.
Indah atau tidak bergantung lagi bagaimana ia memerankannya.
Libra jantan 7 oktober 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar