Aku hanya ingin berbagi cerita dengan sang rembulan. Kamu yang tergesa-gesa mencuri hatiku. Namun ternyata sekarang kepergianmu tak mampu kucegah hanya dengan cintaku, tapi mengapa kepergian seperti ini tak hanya mematahkan hatiku sepatah-patahnya, iya juga mematikan rasaku membuatku seperti tak bernafas. Aku hanya selalu meminta kesabaran yang lebih, agar tidak menunjukkan perasaanku padamu. Tapi lihatlah, aku selalu menjadi orang yang kalah, berulang kali dan terus saja mengusikmu. Kau tahu namun seperti setengah hati memperjuangkanku. Kau tidak mampu bertahan seperti aku memperjuangkanmu. Hatiku yang telah rapuh. Meskipun dirimu telah menyia-nyiakan, meskipun harapku tidak pernah dipedulikan. Ketika aku berandai terlalu tinggi, dinding kepercayaan yang ku bangun untukmu tiba tiba terjatuh dengan puing kekecewaan. Tapi sudahlah, aku tidak akan menyalahkanmu. Aku tidak akan menyesalkan apa pun atas perlakuanmu. Aku paham, aku yang teramat cinta kepadamu. Perasaan ini yang terlalu sulit kupatahkan, meski hatiku sudah dikalahkan. Kau tetaplah seseorang yang kucintai dengan sangat. Seseorang yang pernah mengalirkan air mata hangat. Mendambakan sosok yang selalu ku inginkan dari dirimu, yang tak pernah bisa untuk dimengerti. Cinta ini entah membutakanku atau tidak, tapi ia tetap saja membuatku yakin kau adalah kekasih sehidup sesurgaku. Hanya kamu yang mampu menghancurkan karang dan bersemayam selamanya dalam khayal.
Rabu, 17 Mei 2017
Teruntuk Cinta
by
Miera Yohana
on
Mei 17, 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar