Lebih baik menulis daripada tidak sama sekali. Benar apa benar?
Ya begitupun saya yang jelas-jelas masih orang baru dalam dunia tulis menulis. Ternyata di atas langit masih ada langit. Begitulah tepatnya.
Saya adalah penulis yang pamrih. Ya saya yakin para penulis yang lain juga begitu. Coba pikir jika tidak pamrih pasti disimpan aja catatannya difolder. Namun nyatanya tidak. Tulisannya malah di publish agar dibaca oleh banyak orang, biar dikenal oleh banyak orang, selalu ngecek jumlah viewer dan komen. Benar?
Kenapa begitu?
Karena para penulis dan pembaca mempunyai ikatan simbiosis mutualisme. Yaitu saling membutuhkan dan memberi manfaat. Dimana para penulis butuh para readers dalam mengapresiasikan karya, butuh dukungan. Dan para readers juga butuh manfaat dari yang ia baca. Ntah itu hiburan ataupun pengetahuan.
Buku adalah jendela dunia. Jadi saya yakin sekali para penulis pasti memiliki otak yang cerdas. Karena apa? Karena mereka mampu membuka wawasan para pembaca melalui tulisan mereka.
Apakah hanya orang cerdas saja yang bisa menulis?
Tentu tidak. Orang biasa-biasa seperti saya juga bisa menulis. Tidak perlu harus jadi cerdas dan berpendidikan dulu. Malah jika masih SMP sudah belajar menulis sangat bagus peluangnya. Orang yang cerdas namun tidak menulis sama saja belum bisa dikatakan cerdas karena dia belum memberikan manfaat atas kecerdasannya. Ilmu itu akan abadi bersama tulisan. Maka menulislah. Apapun alasannya. Menulislah karena kita akan terkenang oleh waktu.
Kamis, 06 April 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar