Lama nggak ngeblog. Nggak tau apa yang mau di tulis. Bingung, nulis cerita nggak selesai-selesai. Kursus pemograman pun apalagi masih jalan ditempat. Tahun ini umur aku udah 22tahun. Diumur yang sudah sangat-sangat dewasa ini dengan hati yang masih bocah ditambah lagi takdir yang...... hmmmmm... diumur segini apa-apa yang aku inginkan mesti banyak sabar untuk ngedapetinnya. Walaupun udah kerja bukan berarti bisa membeli apa yang dimau sesuka hati. Semuanya hasih butuh banyak sabar. HaHa. Kadang hidup emang butuh untuk ditertawakan.

Bagi pecinta makanan pedas kamu wajib baca!! Kali ini gue mau bagiin resep cara membuat sotong merica by Me. Tidak hanya pedas semata, masakan kita kali ini bagus buat kamu yang tinggal didaerah sejuk dan butuh makanan untuk menghangatkan tubuh. Karena bukan hanya pedas di lidah namun masakan kita kali ini akan berasa diubun-ubun panasnya. Nggak percaya? Yuk dicoba.

Bahan:
-Sotong
-minyak goreng sedikit
-cabe
-lengkuas
-jahe
-serai
-merica
-saos cabe
-saos tiram
-bawang besar
-bawang putih
-penyedap rasa

Cara membuatnya:
1. Potong sotong menjadi beberapa bagian sesuai selera. Buang tintanya.

2. Iris bawang besar, bawang putih, lengkuas, jahe, cabe dan serai secukupnya.

3. Masukkan sedikit minyak goreng dalam kuali.

4. Masukkan bawang besar, bawang putih yang telah diiris.

5. Masukkan irisan cabe, jahe dan lengkuas serta serai tadi.

6. Aduklah beberapa saat.

7. Setelah tercium bau harum. Masukkan sotong dalam kuali. Kembali di aduk.

8. Masukkan saos cabe, saos tiram, merica dan penyedap rasa sesuai selera.Aduk hingga semua bumbu merata.

9. Tunggu beberapa menit hingga sotong matang.

10. Masakan telah siap dan selamat menikmati.

Dan akhirnya aku kembali sendiri.
Walau sebenarnya lelah akan kesendirian ini namun aku juga takut menjalin hubungan. Aku ingat betul perihnya pengkhianatan, bagaimana pedihnya kehilangan, dan bagaimana hancurnya hati ini ketika orang yang aku cintai bersama oranglain.

Kemarin, aku tidak sengaja melihat orang yang aku cintai sedang bersama oranglain. Pertama, aku mencoba berfikir positif, mungkin kamu dan dia hanya berteman. Namun akhirnya aku sadar ternyata memang benar kau tak mampu menjaga kepercayaan dariku.

Dulu, aku mencintaimu lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Kehilanganmu seperti kehilangan separuh aku. Tapi sekarang aku mulai mengerti, hati manusia mudah terbolak balik. Awalnya kamu menncintaiku. Dan akhirnya cintamu hanyalah jalan untuk menbuatku patah.

Cukup aku...
Cukup padaku kamu mempermainkan rasa. Jangan ada lagi yang kamu sakiti. Sebab tak semua orang sekuat aku menghadapi kamu, menerima cinta yang menyakitkan.

Aku sadar cinta juga tak seharusnya aku paksakan.Biarlah kamu memilih apa yang kamu inginkan.

Dan aku kini mulai mengikhlaskan kepergianmu.

Dikutip dari postingan akun ig chetar dan kemudian direvisi kembali.

Hai gaes. Maaf lama nggak ngeblog dikarenakan jadwal yang begitu padat. Bolak balik Indonesia-Malaysia bekerja sebagai TKI ilegal diluar negeri, jalan-jalan bareng teman dan tak lupa berbagi waktu buat keluarga. Disamping itu juga masih ngikutin kursus pemograman online dan tak kalah penting mendalami ilmu islam.

Disamping keSOKsibukan gue ini. Ada hal yang ingin gue ceritakan. Ini tentang keinginan gue memilki rumah sendiri. Sebenarnya niat buat nyicil rumah udah ada sejak lama dan bakalan gue mulai 2-3tahun kedepan. Tapi karena nasib gue yang membawa gue pada takdir harus kredit rumah mulai bulan ini juga. WOW!! Gue kaget, secepat inikah? Okelah gue bakalan lebih semangat lagi kerja. Karena sekarang cicilan utang gue udah nambah aja. Tahun depan motor gue udah lunas, dan mulai tahun ini gue udah nyicil rumah sendiri. Pelan-pelan suatu saat gue bakalan punya harta sendiri atas jerih payah gue yang jelas insyaAllah HALAL dan BERKAH.

Alhamdulillah.

Menyayangi yang bukan milik kita seperti mengagumi dalam senyum.
Wahai tuan yang pernah aku kagumi,
Dengarkan aku yang tak penting ini.
Sekarang aku berhenti mengagumimu.
Aku menyalahkan diriku sendiri disaat waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk hal yang tak pasti.
Menjadikanmu sebagai sosok yang aku impikan untuk hidup bersamaku nyatanya kekecewaan yang kini menghampiriku.
Aku pernah diam-diam mengagumimu, diam-diam menanggung rindu dan diam-diam memintamu dalam doaku.
Aku tersadar bahwa mengagumimu selama ini adalah suatu kebodohan. Ha-Ha. Mungkin hidup emang butuh untuk ditertawakan.