Selasa, 21 Agustus 2018

22

Agustus 21, 2018 0 Comments

Jadi, gue udah lumayan lama nggak nulis di sini. Ya maklum, aku sibuk. Anjer, aku banget niy? Hahahaa.

Eh gue curhat dulu ya sebentaran. Tau lah, jomblo kadang suka minta diperhatiin, didengerin keluhannya. Hiks. Sebenernya hasrat buat ngeblog udah menggebu dan banyak banget yang mau gue tuangin ke dalam tulisan. Udah gitu, di askfm entah anon dari negara mana, minta update blog. Sabar. Orang sabar disayang Tuhan. Nggak apa nggak punya pacar, yang penting disayang Tuhan. #pembelaan #jomblo #instafood

Maaf, postingan kali ini sedikit gelap dan muram. Tolong sediakan tisu basah atau minimal tisu galon untuk menyeka air mata kalian setelah baca tulisan ini. Sediakan juga shower sehingga tangisan kalian jadi lebih dramatis dan terorganisasi. Di malam hari menuju pagi, sedikit lapar banyak galaunya.

Kembali pada apa yang ingin gue tulis. Gue cuman merasa diumur 22tahun ini gue bukanlah orang yang berarti dan berharga. Gue nggak dapatin kue ataupun kado bahkan ucapan ultah dari siapapun. Bukan karena gue manja dan harus dikasi kejutan. Tapi setidaknya gue cuman pengen ada yang ingat dan ucapin selamat, di hari ultah gue, itu aja udah buat gue bahagia. Tidak ada yang ingat, tidak siapapun.

Senin, 20 Agustus 2018

Kamu

Agustus 20, 2018 0 Comments

Adakah yang lebih membuat perih di hati.
Ketika melihatnya berjalan tanpa pernah menoleh lagi.
Adakah yang lebih menyakitkan.
Ketika dua orang yang pernah saling mempertahankan
menjadi saling melepaskan, perlahan.

Bagaimana rasanya melihat orang yang kamu cintai sepenuh hati.
Memilih hati yang lain untuk dia singgahi.

Kamu memberiku pilihan,
Berhenti atau membuat jeda sejenak.
Aku tak pernah mempunyai jawaban.
Dan aku memilih menepi, menjauh lalu membuat jarak.

Aku menganggapmu akhir dari pencarian.
Sementara aku buatmu hanyalah
sekadar pelarian.

Dan aku masih di sini
Sendiri.
Mengusap air mataku
Yang jatuh satu-satu.
Ternyata
Aku sekacau ini kehilangan kamu.

Rindu

Agustus 20, 2018 0 Comments

Hal yang paling menyakitkan adalah ketika kamu begitu merindu, namun menyadari jika keadaan tak lagi seperti dulu.

Jangankan untuk kembali bersatu, hanya sekadar bertemu saja belum tentu.

Yang kamu tahu hanyalah,

Kamu merindukan dirinya.

Merindukan saat ia pertama kali malu-malu berkenalan denganmu.
Merindukan tatapannya yang menggebu saat kali kedua bertemu denganmu.
Merindukan tawamu sendiri yang dapat hadir begitu mudahnya saat bersama dia.

Kamu sadar, tak baik hidup dalam bayang kenangan.

Namun, kamu bisa apa?
Kamu belum ingin melupakan.
Tak akan pernah melupakan.

Karena sejatinya, hingga sekarang, hanya ia yang mampu menghancurkan karang dan bersemayam selamanya dalam khayal..